8:08 PM
0


Perhelatan Pasar Seni Institut Teknologi Bandung melibatkan sekitar 800 mahasiswa. Ajang transaksi karya seni, desain, dan kriya yang disebut terbesar se-Asia Tenggara ini berbiaya Rp 1 miliar. 

Tradisi Pasar Seni ITB sejak dirintis perupa A.D. Pirous pada 1972 melibatkan seluruh mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Menurut Gerry, mereka juga dibantu mahasiswa jurusan lain serta kampus di luar ITB. "Tema Pasar Seni sekarang 'Aku, Kita, dan Semesta', terkait situasi sosial sekarang yang terasa individualistis," ujarnya.


Area Pasar Seni yang mencapai sekitar dua per tiga luas kampus ITB di Jalan Ganesha, Bandung, dibagi menjadi tiga wilayah menurut tema. Panitia ingin meleburkan individualitas pengunjung dalam kebersamaan, sebagai sosok yang hidup bersama di alam semesta. Pendekatannya antara lain dengan menghadirkan empat seni pertunjukan, sepasang panggung, dan aneka instalasi.

Selain itu, dalam acara yang digelar tiap empat tahun sekali ini ada 396 kios berbahan bambu dan kayu. Jejeran tempat berjualan ini diisi para pembuat karya seni, seperti Jeihan Sukmantoro, Nyoman Nuarta, dan Tisna Sanjaya. Produk desain dan kriya serta puluhan jenis makanan pun ada di sana.


Demi mewujudkan sensasi menikmati Pasar Seni secara 200%, Pasar Seni ITB 2014 menghadirkan teknologi Augmented Reality (AR) yang dapat dinikmati pengunjung. Augmented Reality adalah penggabungan antara objek dua dimensi dan objek tiga dimensi yang diproyeksikan ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi secara real time.

Hanya dengan mengunduh aplikasi “Mata-Mata Pasar Seni” pada ponsel, pengunjung sudah dapat menyulap kamera ponsel menjadi sebuah ‘mata ketiga’ yang dapat melihat objek-objek tersembunyi di penjuru Pasar Seni. Mata-Mata Pasar Seni juga dilengkapi dengan tutorial penggunaan dan peta yang menunjukkan lokasi objek-objek misterius tersebut.

Pada hari-H Pasar Seni, objek-objek tersembunyi Pasar Seni akan disebar di delapan titik yaitu di Tower Pagoda Cina, Main Stage, Hutan Ingatan, tiga buah piring, pintu di pohon, serta photobooth. Lokasi-lokasi tersebut akan dipasangi marka yang memberi tahu pengunjung untuk membuka ‘mata ketiga’. Selain itu, souvenir-souvenir asli Pasar Seni dan beberapa elemen publikasi Pasar Seni seperti logo dan flyer balon ungu juga sudah disisipkan Augmented Reality. Semua objek ini hanya dapat dilihat melalui Mata-Mata Pasar Seni. 


Berikut adalah demo untuk Augmented Relity pada Pasar Seni ITB
 


(Luthfan Aufar R. - 5111100174)

0 comments:

Post a Comment